Oleh : Irfa afrini
Untukmu ku tenggelam terlambat ujar matahari suatu hari kepada nabi muhammad
Untukmu ku rela terbelah dua ujar rembulan di suatu malam
Untukmu ku rela menahan haus dahaga ujar abu bakar sahabat setia
Untukmu ku rela korbankan nyawa ujar para sahabat ketika seruan perang berkumandang
Kala itu di tahun ke 6 hijriah Tsumamah sang raja Yamamah berangkat ke mekkah untuk umroh,seperti tradisi orang arab kali itu ada waktu waktu yang dipilih utk melakukan umroh, tapi kali ini menjadi umroh yang tak biasa karena beberapa bulan sebelum menuju mekkah diterimanya surat ajakan dari Rasulullah kepada Tsumamah . Tentu saja ajakan tersebut membuat Tsumamah sang raja Yamamah murka dan berniat membunuh nabi muhammad, kalau saja sang paman tidak menahannya dengan nasihat, tapi kebenciaan Tsumamah semakin menghujam. Maka ia pun banyak membunuh pasukan Islam.
Perjalanan untuk umroh menuju mekkah tiba, Tsumamah tertangkap di tengah malam, di tepi kota madinah oleh pasukan muslim dan membawa ke masjid kemudian mengikatnya di tiang. Saat fajar tiba, masjid mulai didatangi orang, ketika itu Tsumamah melihat ada seseorang yang masuk dengan penghormatan dari yang lain. Muhammad bisik Tsumamah ketika itu.
Rasulullah selesai shalat mendatangi Tsumamah, Rasulullah bertanya kepada para sahaabat.. ta’riful man hu? (tahukah kalian siapa dia)? Mereka menggeleng kepala..
Rasulullah melanjutkan, dia adalah Tsumamah bin utsal raja dari kabilah Yamamah,seketika itu para sahabat bergembira, karena berhasil menangkap musuh terbesar islam saat itu.
Rasanya nyawa Tsumamah sudah di ujung tombak.
Namun ketika itu Rasulullah menghampiri Tsumamah,, Hal laa Taslim , Taslam . (masuk islam lah, kamu akan selamat).
Tsumamah menjawab, “Aku hanya mempunyai apa yang aku katakan sebelumnya. Jika kamu memberi maaf, maka kamu memberi maaf kepada orang yang berterima kasih, jika kamu membunuh maka kamu membunuh pemilik darah. Jika kamu ingin harta, maka katakan saja niscaya kami beri seberapapun yang kamu mau.” melihat Tsumamah marah..Rasulullah hanya tersenyum lebar.
Rasul pun menyuruh para sahabat ketika itu untuk menjamu dengan makanan yang terbaik,maka para sahabat pun memberikan dengan makanan yang terbaik Rasulullah saw telah memerintahkan agar unta beliau diperah di pagi dan sore hari, lalu susunya disuguhkan kepada Tsumamah bin Utsal.
Tsumamah dibiarkan saja melihat mereka sholat bersama Rasulullah..
Seusai tiga hari ,Kemudian Rosulullah menyuruh untuk melepaskan Tsumamah, tanpa ada tabusan dan tanpa mengambil harta sedikitpun dari harta Tsumamah..Maka mereka membuka ikatannya dan melepaskannya.
Tsumamah bin Utsal meninggalkan masjid, Rasulullah saw, dan para sahabat Rasulullah. Ia berlalu sampai tiba di sebuah kebun kurma di pinggir Madinah dekat al Baqi’ yang terdapat mata air di sana. Tsumamah pun menghentikan kendaraannya di sana. Ia bersuci dengan menggunakan airnya secara baik, kemudian membalikkan langkahnya menuju masjid.
Begitu tiba di masjid, ia berdiri di hadapan sekumpulan kaum muslimin dan berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Selanjutnya, Tsumamah bin Utsal menemui Rasulullah saw dan berkata,
يا محمد، والله، مَا كَانَ عَلَى الْأَرْضِ وَجْهٌ أَبْغَضَ إِلَيَّ مِنْ وَجْهِكَ، فَقَدْ أَصْبَحَ وَجْهُكَ أَحَبَّ الْوُجُوهِ كُلِّهَا إِلَيَّ، والله، ما كان مِن دِين أبغَضَ إليَّ مِن دِينَك، فأصبح دينُك أحبَّ الدِّين كُلِّه إليَّ، والله، ما كان من بلد أبغض إلي من بلدك،
“Wahai Muhammad, demi Allah di muka bumi ini tidak ada wajah yang paling aku benci melebihi wajahmu, namun sekarang wajahmu menjadi yang paling aku cintai. Demi Allah, tidak ada agama yang paling aku benci melebihi agamamu, namun saat ini agamamu menjadi agama yang paling aku cintai. Demi Allah tidak ada negeri yang paling aku benci melebihi negerimu, namun saat ini ia menjadi negeri yang paling aku cintai.”
Allahumma sholi wa salim ‘ala nabiyyinaa Muhammad,
Dari sini kita lihat keteladanan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menyampaikan kebenaran Islam, keteladanan dalam pendidikan adalah cara yang paling efektif dan berhasil dalam mempersiapkan seseorang dari segi akhlak , membentuk mental dan sosialnya.
Maka bagi sesiapa yang ingin menyampaikan risalah Islam, haruslah mendekati kebaikan jiwa, akhlak dan akal yang tinggi. Sehingga orang orang dapat belajar darinya, mencontohnya dalam kemuliaan dan kebaikan akhlak yang seharusnya.
Semoga di bulan ini, sebagai bulan kelahiran suri teladan kita Nabi Muhammad saw, kita bisa mendidik diri , membersihkan hati dan memohon pendidikan dari Allah swt untuk meneladani sifat -sifat kenabian. Sebagaimana yang dikatakan oleh Rasulullah saw
أدّبني ربّي فأحسن تأدبي
Tuhanku telah mendidikku, maka Dia telah menyempurnakan pendidikanNya untukku.