Setengah Isi Setengah Kosong

Irfa Afrini

Suatu ketika zaman khalifah Umar bin Khatab radhiallahu anhu ada seorang lelaki yang ketika thowaf berdoa “Allahumma Ajlni Minal Qolil”, maka ketika itu Umar bin Khatab bertanya , mengapa berdoa seperti itu?
Lelaki tersebut menjawab, karena Allah menyebut orang yang bersyukur ini hanya sedikit.


وَقَلِيلٌ مِّنْ عِبَادِىَ ٱلشَّكُورُ

“Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku berterima kasih.” (Qs. Saba ayat 13)
***

Ada seorang lelaki tua yang tinggal di sebuah desa, ketika itu ada makmum yang sedang sholat berjamaah dengannya meminta lelaki tua itu berdoa. Tetapi dia hanya menangis karena dia merasa terlalu banyak nikmat yang selama ini dia peroleh ,anak, istri , kesehatan, ladang yang subur ternak yang sehat terlebih lagi kemampuan untuk tetap bisa beribadah.

Di sisi lain kehidupan, banyak yang hidup bergelimang harta, kemudahan dan fasilitas tercukupi bahkan berlebih tapi ternyata banyak yang merasa masih kurang, kurang dan kurang. sehingga banyak yang terjebak dalam lilitan hutang riba, terjebak dalam korupsi dan tak malu lagi meninggalkan ibadah karena disibukkan dengan ambisi duniawi.

Seringnya yang diberikan sedikit maka menjadi mudah untuk bersyukur tapi yang diberikan banyak menjadi kufur .
Seperti dalam kisah pada masa Rosululah saw Tsalabah Haatibh al anshori. Mereka menceritakan bahwa Tsa’labah dulunya seorang yang miskin dan taat ibadah, tapi ketika Allah Ta’ala memberikannya kekayaaan dengan banyaknya ternak peliharaannya akhirnya dia durhaka kepada Allah Ta’ala hingga wafatnya.


قليل تؤدي شكره خير من كثير لا تطيقه

Sedikit yang engkau syukuri itu lebih baik dari harta banyak yang engkau tidak sanggup mensyukurinya.
Begitu pesan baginda Rosulullah shalallahu alaihi wasalam.

Ibarat gelas yang sudah terisi setengah oleh madu , orang yang dikatakan bersyukur adalah sesiapa yang melihat isi dari setengah gelas itu, akan tetapi orang yang kufur hanya melihat yang belum terisi..

Orang yang bersyukur melihat yang setengah bagian kosong pun merupakan kebaikan dari Allah untuk kebaikan hidupnya di dunia ataupun akhirat.

Orang yang kufur melihat bagian kosong merupakan kekurangan yang belum Allah berikan kepadanya, karena mengingkari nikmat Allah.

Maka, syukur tidaklah bisa dengan melihat apa yang kita inginkan tapi menginsafi berbagai nikmat dari apa yang sudah Allah Ta’ala berikan..